Sesampainya di rumah, Bahar sedih dan Ilyas melarang Nuran untuk mengganggu Bahar. Bahar menanti telepon dari Ates yang ia duga sedang menyimpan rahasia. Ates berjanji akan menceritakannya.
Keesokan harinya, mereka bertemu di kantor dan akan membuat janji lagi dengan Ilyas. Ates berjanji akan menemui Ilyas sepulang kantor. Tetapi, lagi-lagi, Efsun menelepon Ates dan berkata bahwa ia diikuti seseorang, padahal Ates tengah berada dalam sebuah rapat yang sangat penting.
Ia pun pamit dari ruang rapat dan menuju ke tempat dimana Efsun menunggunya. Efsun hanya cengar-cengir dan bilang kalau orang yang mengikutinya sudah pergi. Ates kesal, dan Efsun justru mengajaknya jalan-jalan. Efsun pun menantang Ates untuk tidak menghiraukan teleponnya lagi, dan ia tidak akan minta tolong Ates meskipun si penjahat akan menangkapnya.
Si 'penjahat', Hasan, memang membuntuti Efsun, meski Efsun tidak menyadarinya. Hasan menanyakan apakah kampus itu menerima pendaftaran seorang mahasiswi yang bernama Efsun Demici. Setelah mendapatkan jawaban, Hasan menelepon Hulya soal temuannya, bahwa tidak ada pendaftaran mahasiswi baru atas nama Efsun. Hulya tersenyum puas.
Bahar merasa bahwa Ates sudah kelewatan. Tapi sebelum pulang, ia bertemu dengan sekretaris Arga yang merasa tertekan karena Arga memaksa kencan, meski si sekretaris sudah bertunangan. Si sekretaris menceritakannya kepada Bahar, dan Bahar melaporkannya kepada Mehmet. Mehmet marah besar dan menegur Arga dengan keras. Mehmet merasa kasihan kepada ayah dan ibu Arga karena punya anak yang tidak disiplin. Arga ngambek dan keluar ruangan.
Ia menunggu kedatangan Ates di belakang kantor, lebih dari setengah jam. Alp menegur dengan iseng, serta berkata bahwa siapapun pria yang sedang ditunggu oleh Bahar, pria itu sangat kurang ajar karena membiarkan seorang wanita menunggu begitu lama. Bahar pun memutuskan untuk pergi ke tempat kerja Ilyas.
Ilyas sedih, dan meminta Bahar melupakan Ates karena sudah dua kali ia membatalkan janji. Ilyas sedih karena Ates tidak serius dan sedang mempermainkannya. Bahar membela Ates dengan berkata kalau ia sedang banyak masalah. Ilyas, sekali lagi, menyuruh Bahar meninggalkan Ates karena ia tidak tega melihat Bahar menangis.
Sementara itu, di kediaman Attahanm Beyza gembira karena ia sudah punya rumah. Ia pamer kepada ibunya sendiri. Ibunya hanya menanggapi dengan datar meski Beyza bilang bahwa ia ingin tinggal dengan ibunya. Ibunya bilang, ia tidak mau tinggal di rumah hasil uang haram. Beyza membujuk ibunya, dengan berkata bahwa gaji pembantu sampai tua pun tidak akan dapat membuatnya membeli rumah, jadi ia memakai cara yang cepat. Ibunya hanya bisa mengelus dada.
Di perkampungan, Sakine mendapat surat yang diperuntukkan kepada Nuran dan Ilyas. Beberapa rumah akan digusur, meski mereka akan mendapatkan ganti rugi. Efsun menelepon ibunya, mencari kabar soal rumah yang akan digusur.
Baca juga Sinopsis Efsun dan Bahar Episode 17