Sinopsis Belahan Jiwa Kahraman, Sinopsis Antara Nur dan Dia, Sinopsis Uttaran, Sinopsis Baalveer, Sinopsis Asokah, Sinopsis Anak Jalanan, Sinopsis Gangaa

Sinopsis Savitri Episode 15

Diposting oleh On Jumat, Januari 15, 2016

Sinopsis Savitri Episode 15 menceritakan tentang Gulika berdoa pada pangeran kegelapan minta agar di beri kekuatan untuk membunuh musuhnya Arishtanemi, "1000 tahun lamanya aku telah menunggu moment ini. Dengan bersatunya Satya dan Savitri aku bisa bersatu kembali dengan kakak ku di dunia ini.

 sinopsis Savitri episode 15, Savitri episode 15, sinopsis Savitri episode 15, sinopsis Savitri 15, Savitri 15, Savitri episode 15, episode 15 Savitri, Savitri eps 15, sinopsis Savitri eps 15, sinopsis Savitri ep 15, sinopsi Savitri episode 15, sinopsisi Savitri episode 15, lihat cerita Savitri episode 15, sinopsis Savitri ep 15, sinopsis episode 15 Savitrii,

Karena itulah betatapun kerasnya kekuatan suci akan menghalangi, aku akan tetap menyatukan kembali Satya dan savitri. Karena mereka memang berjodoh. Aristanemi tua itu telah membawakan untuk mereka buku ilusi, buku itu akan mengingatkan Savitri kepada masa lalunya. Jika savitri mendapatkan buku itu, maka kekuatan putih akan berusaha untuk mengalahkan kakak ku Rahukaal melalu tangan Savitri.

Pangeran kegelapan, akuingin bersatu kembali dengan kakakku, karena itulah beri aku kekuatan yang bisa membuatku mengalahkan kekuatan Aristanemi dan merebut buku itu darinya." Pangeran kegelapan kemudian memberikan kekuatan yang di minta Gulika. Kekuatan itu bisa membuat Gulika menjadi beberapa orang. Pangeran kegelapan berkata bahwa kekuatan itu hanya bisa di berikan satu kali, "karena itu kau harus benar-benar berhasil mengalahkan Aristanemi."

Ibu Satya, Lina Rai Choudry pulang. Ayah Satya membukakan pintu untuknya. Lina menyapa suaminya, "sayang, apa kabarmu?" Ayah satya bertanya bagaimana dengan pekerjaan Lina. Lina menjawab kalau dirinya berhasil mengerjakan semua pekerjaannya. Lina memanggil Satya, tapi tak ada sahutan. Lina bertanya pada suaminya, "apakah dia tak ada di rumah?" Tuan rai Choudry menjawab, "putramu sedang terbuai, tidak punya tempat tinggal. Putramu menjaid gila, Lina." Lina kaget, "apa? Dia jadi gila? Apa maksudmu?" Tuan Rai Choudry kemudian menceritakan apa yang telah terjadi pada Satya.

Satya sedang mencuci muka ketika Lina datang menemuinya di tempat tinggalnay sementara. Melihat Lina, Satya terlihat bingung dan pura-pura marah pada orang lain karena memanggilnya Birzu, "...dunia ini benar-benar telah mempermainkan aku, aku tidak ingin tinggal di sini! AKu akan pergi dari sini!" Satya hendak beranjak pergi. tapi Lina mencegatnya. Dia menatap Satya denagh wajah kesal, "kau pikir apa ibumu ini bodoh? apa yang terjadi? Ada apa denganmu satya?.." Tiba-tiba anak-aak terlantar memanggil satya, "satya..satya..ibu membawa matras baru untukmu. Mulai sekarang kau jangan tidur di tanah lagi ya!" Satya menyuruh anak-anak itu pergi karena dia adamasalah serius, "kita bicara lagi nanti ya..ayo pergi sana!"

Lina memarahi Satya, "kau memang keterlaluan. Apalagi ayahmu? Apa sebenarnya yang kalian pikirkan? Dna ibu tidak tahu apapun?" satya mengalihkan tatapannya. Lina mengejar, "kenapa kau tidak melihat ibu? Lihat ibumu ini! Lihat! Kenap kau hidup seperti gelandangan, nak?" Satya memberitahu ibunya kalau dirinya telah membuat komitmen pada dirinya sendiri, "kalau aku tidak mendapatkannya, aku akan hidup seperti gelandangan. Dan sekali saja aku berkomitmen, aku akan pegang teguh komitmen itu." Nyonya lina bertanya dengan peda, "kau pikir dirimu Salman Khan? Sjak kapan semua ini terjadi?" Satya memberitahu lina kalau dirinya sudah tinggal di tempat ini 5 atau 6 hari. Lina kaget, "apa kau bilang? Kau benar-benar sudah kelewat batas Satya." Satya menajwab, "ibu cinta itu tak ada batasnya.." Lina membentak satya, "diam! Kau bicara seperti itu di hadapan ibu? Apa kau tidak tahu malu? Siapa orangnya yang membuatmu kehilangan akal begini? Siapa namanya? DImana dia tinggal?" Satya memberitahu kalau namanya Savitri dan dia tinggal dirumah yatim piatu biara. Tanpa bicara apa-apa lagi, Lina bergegas pergi dan tak mendengarkan panggilan Satya. Seseorang yang ada di tempat itu bertanya pada Satya, "apa yang terjadi?" Satya menjawab kalau ibunya pergi seperti mau mengajak perang, "aku rasa kicah cintaku akanberkahi sebelum di mulai, teman!"

Savitri sedang bermain piano ketika suste kepala datang bersama Lina. Lina segera mendekati Savitri. Melihat Lina Savitri berdiri menyambutnya. Lina mengamati Savitri dari kepala sampai ujung kaki lalau memperkenalkan diri, "aku Lina rai Choudry. Aku ibunya satya." Savitri tertegun. Lina melanjutkan, "satya meninggalkan semuanya demi dirimu dan sekarang hidup seperti orang gila." Savitri minta maaf. Lina menggeleng, "aku tahu itu bukan tanggung jawabmu. Apa pendidikanmu?" Savitri menjawab kalau dirinya Sarjana. lina bertanya lagi apa pekerjaan Savitri? Savttri berkata kalau saat ini dia mengajar anak-anak di biara. Lina menatapnya tajam, "sejak kapan kau mengenal putraku?" Savitri hendak menjawab, tapi Lina memotong kalimatnya, "lupakan! Tidak penting sejak kapan kau mengenalnya. Yang penting adalah apakah kau mencintainya atau tidak. kalau kau tidak mencintainya, cepat temui dia dan katakan itu padanya. Satya adalah anak yang bijak danberbesar hati. ini adalah pertama kalinya dia melakukan hal ini. kalau kau mencintainya dan kau menolaknya karena kau berpikir bahwa keluarganya tidak akan menerimamu, aku beritahu kau terus terang...ketakutanmu itu" Savitri dan Suster kepala terlihat tegang menunggu apa yang di katakan Lina. Lina menatap Savitri tajam. lalu tiba-tiba tatapan itu mengendur dan seulas senyum tersungging di bibirnya, "salah besar." Suster kepala tersneyum lega. Lina berkata kalau dirinya percaya pada keputusan Satya, tidak ada yang lebih penting baginya selain kebahagiaan Satya. Linamembujuk Savitri untuk mengungkapkan perasaannya pada Satya, tak perduli apa yang di rasakannya.

Satya sedang menenangkan dirinya yang cemas karena ibunya menemui Savitri. Savitri datang menemuinya dan bertanya mengapa Satya melakukan semua itu dan tidak meninggalkan dirinya saja? Satya menjawab kalau dirinya tidak tahu mengapa melakukan itu, "aku tidak tahu mengapa aku tiba-tiba begitu mencintaimu... aku hanya bisa melihat dirimu saja. Dan satu hal yang aku tau, setiap kali kita bertemu, aku merasa kita sudah bertemu sebelumnya. Terkadang ada rasa takut bahwa aku akan kehilangan dirimu. Kau tahu Savitri, rasanya di setiap kehidupan kita selalu bersama. ini adalah reinkarnasi terakhir kita. kalau kita tidak bisa bersama, kita tidak akan bersama selamanya. Apakah kau juga merasakannya?" Savitri teringat semua kilas balim dan wajah-wajah yang tak di kenal yang muncul saat mereka besentuhan. Memikirkan itu dengan histeris Savitri berkata kalau dirinya tak pernah merasakan seperti apa yang di rasakan Satya, "aku mohon Satya , berhentilah mengikutiku. Tidak ada perasaan, keterikatan atau hubungan dianatara kita.. dan tidak akan pernah ada. Apa kau sudah mengerti atau aku harus katakan yang lainnya?" Satya terlihat terluka. Suster kepala, Lina dan ibu Debu yang mengantarnya pun terlihat kecewa mendengar jawaban Savitri. Satya berkata, "tidak! Kau tidak perlu katakan hal yang lainnya. kau telah mengatakan semuanya. Itu hanya ilusi di dalam pikiranku bahwa aku merasa kau merasakanhal yang sama. Ternyata tidak! kau tidak punya perasaan untukku. Ternyata aku salah. maafkan aku. Mulai sekarang aku tidak akan menyusahkan mu. AKu bahkan tidak akan muncul di hadapanmu. Semoga kau bahaggia." Satya meninggalkan Savitri dengan wajah sedih. Savitri menatap kepergian Satya seperti orang yang telah kehilangan sesuatu. Dia terlihat sedih. Sambil menangis Savitri berlari dari tempat itu. Lina, Suster kepala dan ibu debu tak tahu harus bagaimana.

Aritanemi menemui Savitri dan menyuruhnya meluahkan perasaannya, "menangislah...biarkan airmata itu mengalir....pahamilah apa yang ada dalam hatimu! Kau telah mengabdi selama ini. Dan sekarang tuhan yang akan menunjukan jalannmu. Pergilah dan temui dia. Aku tahu apa yang kau rasakan sekarang tanpa harus kau katakan. kau juga mencintainya..." Savitri terbayang peristiwa di gereja ketika Satya memujinya di hadapan semua orang dan melamarnya tapi dia menolaknya. Savitri bertanya pada Arestanemi, "tapi orang suci, bagaimana anda bisa tahu?" Aretanemi mengatakan kalau dia tahu semuanya. Savitri memberitahu Aretanemi bahwa sejak bertemu Satya kecemasana dan katakutannya bertambah. Arestanemi berkata jika semua dilakukan dengan hati, maka cinta Satya akan menariknya. Aretanemi mengingatkan Savitri bahwa cinta tidak datag dalam takdir semua orang, "pergilah dan temui dia. Ya, waktu tidak pernah berhenti. kau tidak akan pernah lengkap...takdirmu tidak akan pernah salah. larilah.. dan temui dia!" Savitri segera berlari menemui Satya.

Satya sedang merenung di tepi kolam. Savitri memanggilnya dengan takut-takut, "Satya..." Satya menoleh dan melihat Savitri yang terlihat gugup. Satya bertanya, "apa kau mencariku? kau mau minum teh? Kau pasti ingin mengatakan sesuatu tapi tidak tahu apa. baiklah, aku akanmembuatnya lebih mudah. Kau hanya harus memberi isyarat, jika kau memang mencintaiku angkatlah satu jarimu, tapi jika tidak angkat 2 jari.."

Savitri terlihat gugup. Dia meremas sareenya. Semua orang menunggu harap-harap cemas, begitu pula satya. Saat Savitri mengangkat satu jarinya, Satya berteriak bahagia campur haru, "ternyata apa yang dikatakan nya benar, kalau kau mencintai dengan tulus, maka tuhan akan mendengarnya. Terima kasih tuhan!" Satya membuka tanganya. Savitri dengan ragu menghambur dalam pelukannya. Lalu bayangan masal lalu itu datang kembali. Tapi kali ini Savitri coba untuk melihatnya dan coba memahaminya. Saat tidak sanggup lagi dia melepas pelukan Satya. Lina, ibu Debu dan Suster kepala berlari menghampiri Satya dan mengucapkan selamat padanya. Savitri masih tercenung mengingat kilasan-kilasan yang muncul di benaknya, "itu adalah diriku. Lalu wajah mengerikan di dekatku itu, siapa dia? dan apa yang dilakukannya?"

Satya berteriak gembira karena Savitri menerima cintanya. Lina menghampiri Savitri, memasangkan seuntai gelang di tanganya dan berkata kalau mulai sekarang, Savitri adalah bagian dari keluarganya
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »