Udai
Singh datang dan menyapa pandit ji. Pandit ji mengatakan dia mendapat
pesan untuk Rawat ji. Dheer Bai berbicara kepadanya dan bertanya kapan
ia mulai menjadi utusan. Patta bertanya pada Pratap siapa yang ia
temukan. Pratap bertanya tentang Jija, seperti darah itu berasal dari
dahinya. Patta mengatakan tidak, dia baik-baik saja, tapi kamu terluka
dan memanggil Vaid ji. Pratap mengatakan tidak, aku baik baik saja.
Patta mengatakan baik-baik saja, simpan kenangan ini, itu akan
mengingatkan mu beberapa saat yangmanis, dan pergi. Dia pikir dia harus
fokus dan harus menemui Rawat ji dan berbagi masalah yang terjadi di
sini.
Pandit
ji mengatakan dia pergi ke rumah Rawat ji untuk melakukan puja, dan
keluarganya telah mengirimkan pesan ini dan aku harus memberinya. Dheer
Bai mengatakan dia akan memberikannya. Pandit ji bilang aku akan
menunggu. Dia bilang aku tidak akan membiarkan mu menunggu. Dia
memberinya. Dheer Bai mulai membukanya. Udai Singh bertanya apa yang dia
lakukan, mungkin pesan pribadi. Dia mengatakan tidak, itu pesan
penting, karena keluarganya mungkin dalam bahaya. Pandit mengatakan
tidak, keluarganya baik-baik saja. Dia mengatakan tidak, itu bisa, kamu
pandit ji, bukan utusan. Udai Singh mengatakan ya, kamu benar. Rawat ji
datang ke sana. Pandit senang. Dia bilang ia punya pesan pribadi
untuknya. Dheer Bai memberikan itu kepadanya. Pandit ji mengatakan itu
dari rumah mu dan memberikannya. Rawat ji mengambil itu.
Dheer
Bai membacanya di sini, kita semua khawatir pada keluarga mu, tetapi
sesuai keinginan mu. Udai Singh mengatakan ya, aku ingin tahu apakah
orang-orang baik-baik saja di sana. Rawat ji membaca surat Pratap
tentang Bijolia yang dalam bahaya tinggi dan dia tidak bisa mempercayai
siapa pun di Mewar Rajgharana, seseorang merencanakan sesuatu pada
Bijolia. Dia meminta Rawat ji untuk bertemu dan menjaga pesan ini
rahasia dan tidak memberitahu Udai Singh, karena ia akan marah dan
mengambil tindakan, aku tidak bisa mengatakan
nya sekarang. Udai Singh berkata apakah segalanya baik-baik saja. Rawat
ji mengatakan ya, ini pesan pribadi, jika kamu mengizinkan, aku bisa
pergi sekarang. Udai Singh tersenyum. Rawat ji menyapa mereka dan
pergi.
Badshah
Khan melatih tentara Moghul akan menyerang Bijolia. Badshan Khan
meminta mereka untuk tidak menunjukkan keakutan, dan ini tidak akan
mempengaruhi nya. Mereka bergosip tentang dirinya. Badshah Khan
mendengar pria itu. Dia bertanya apa yang ia katakan. Pria itu
mengatakan bukan apa-apa. Badshah Khan memukul dadanya lalu dia jatuh
dan mati. Akbar melihat dan memanggil Badshah Khan ...............
Ajabde
sadar dan bangun. Saubhagvati meminta nya untuk beristirahat. Ajabde
meminta untuk tidak ada yang bilang pada Maa bahwa aku pingsan.
Saubhagvati mengatakan tidak. Ajabde mengatakan terima kasih, jika Maa
tahu ini, dia akan sangat khawatir. Saubhagvati bertanya bagaimana dia
pingsan, apa yang terjadi padanya. Ajabde berpikir dan mengatakan tidak
apa-apa, aku lelah dengan perang. Dia memanggil semua orang di sini, aku
harus melakukan banyak pekerjaan. Dia melihat dahinya di cermin dan
melihat tanda darah hilang. Badshah Khan meminta maaf pada Akbar dan
mengatakan orang ini telah menghina ku. Akbar meminta nya untuk
melanjutkan.
Akbar
mengatakan dia anak Shams Khan, yang ingin membalas dendam atas
kematian ayahnya dari Pratap. Dia bertanya bagaimana kamu tahu ini, aku
tidak mengerti. Akbar mengatakan kamu akan segera memahaminya. Pratap
ditampilkan akan bertemu seseorang. itui Rawat ji dan dia menyapa nya.
Rawat ji melihat lukanya dan mengatakan aku pikir kamu mendapatkan
kesempatan baik untuk mempertajam pedang mu di sini, di Bijolia. Pratap
mengatakan ya, apakah semuanya di Mewar baik. Rawat ji mengatakan ya,
mengapa Bijolia ingin terpisah dari Mewar. Pratap menceritakan semua
yang Patta dan Ajabde katakan kepadanya. Dia mengatakan tentang Bai ji
lal ... .. Rawat ji bertanya siapa ini Bai ji lal. Ajabde ... .. Rawat
ji terkejut.