Belahan Jiwa Kahraman Episode 1 (ANTV) 10 Desember 2015. Belahan Jiwa Kahraman pada episode 1 akan menceritakan tentang ada sebuah jamuan makan siang sederhana di kediaman keluarga Kahraman. Mereka semua menikmati hidangan buatan sang baginda rumah, Kahraman. Semuanya terkesan sangat bahagia serta memuji kuliner sang baginda rumah. Si baginda rumah pun mengatakan bahwa istrinya sangat beruntung sebab ia pandai memasak.
Gurauan ini pun ditanggapi dengan tawa semua anak buah keluarga. Nah, datanglah seorang anak laki-laki, putra dari asisten rumah tangga keluarga ini. Lalu ia meminta duduk di pangkuan Defne, istri dari Kahraman. Sang asisten meminta maaf sebab kelancangan anaknya walau Kahraman tak keberatan kalau si kecil ini duduk disitu. Sang asisten tetap saja sungkan serta bilang bahwa keberadaan puteranya dapat membikin suasana tak nyaman. Namun Kimet, ibunda Kahraman hanya tersenyum bahagia menonton anak laki-laki tersebut. Ia mengatakan “Insya Allah, aku akan mendapat cucu laki-laki.
Perkataannya ini membikin Defne sangat sedih. Ia meninggalkan meja makan. Kahraman pun menyusul ke dalam kamar. Defne berkata bahwa ia justru lebih mengharapkan seorang anak serta kecewa sebab selagi ini ia mandul. Kahraman menghiburnya serta berkata bahwa Defne merupakan wanita yang sangat dicintainya hingga kapanpun, walau ia tak mempunyai anak.
Di meja makan, suasana menjadi tak enak. Kimet pernah tersinggung sebab semuanya mengkritik opininya. Datanglah Kahraman. Ia berkata bahwa faktor ini tak butuh diperpanjang lagi.
Adegan pun berganti ke perkampungan, dimana tokoh mutlak lainnya, Elif, tinggal. Elif merupakan seorang anak pemabuk yang mempunyai tidak sedikit hutang terhadap seorang rentenir bernama Maksum. Maksum mengancam ayah Elif untuk segera membayar hutang. Atau, ia dibebaskan dari semua hutang apabila ayah Elif mengijinkannya untuk melamar Elif. Ayah Elif berjanji akan memaksa Elif hari itu juga untuk menikah dengan Maksum.
Maka, Maksum pun menantikan kepastian ini di salah satu pesta pernikahan seorang warga. Acara ini juga dihadiri Elif, adiknya serta juga ibunya. Tentu ayahnya juga. Hadir pula Kahraman, sebagai tokoh yang disegani di kawasan tersebut. Kahraman datang bersama Kareem, adiknya yang baru datang dari London. Elif, eksklusif jatuh cinta menonton sosok berwibawa Kahraman. Padahal, Kareem juga eksklusif jatuh cinta menonton Elif untuk pertama kalinya. Kahraman sendiri hanya fokus pada agenda pernikahan tersebut. Sedangkan Kareem, yang tahu bahwa saputangan merah Elif terjatuh, diam-diam eksklusif menyimpannya.
Acara pernikahan bubar, Elif ditanyai lagi oleh Maksum. Elif masih pada keputusannya dengan menolak Maksum. Maksum marah besar serta berkata bahwa ayah Elif telah setuju dengan pernikahan itu. Maksum mengikuti keluarga Elif yang pulang berlangsung kaki, sembari menodongkan pistol, lalu menembakkannya ke udara. Kahraman serta Kareem yang mendengar bunyi tembakan pribadi mendatangi sumber suara. Kahraman berkata pada Maksum bahwa menodong perempuan serta anak-anak itu merupakan sifat pengecut. Ayah Elif pun leluasa dari Maksum.
Tetapi, tidak hingga disitu saja. Ayah Elif mengurung Elif di gudang serta memaksa Elif untuk setuju dengan pernikahan tersebut. Saat pagi menjelang, Elif masih tidak ingin menikah dengan Maksum. Elif memilih mati saja daripada menikah dengan orang semacam Maksum. Ayah Elif kalap serta mencekik Elif seusai sebelumnya menampar bunda Elif. Elif yang hampir mati dicekik, membikin sang bunda ikutan kalap. Sang bunda mengambil batu besar serta memukulkannya ke kepala suaminya. Ayah Elif pun mati seketika. Ketiga wanita tersebut, Elif, sang bunda serta saudara termuda Elif menangis serta tidak tahu apa yang wajib dilakukan. Mereka pun sepakat melarikan diri. Tetapi, sebab tidak punya uang, Elif nekad pinjam uang terhadap Kahraman. Beruntung, Kahraman meminjamkannya sebab Elif bilang jika adiknya sedang sakit.
Adegan pun kembali ke rumah Kahraman. Defne yang telah memikirkan mengenai keinginannya menimang anak, menghampiri mertuanya. Ia meminta Kimet untuk membantunya mencari seorang wanita yang dapat dititipi janin. Tentu, faktor ini membikin Kiymet terkejut, walau juga bahagia dengan faktor ini. Sebaliknya, Kahraman yang baru pulang, justru tak setuju dengan faktor ini. Ia tak ingin anaknya lahir dari rahim wanita lain. Tetapi Defne memaksa dengan argumen ingin menyelamatkan perkawinan mereka.